Apa sih Sitokin itu?
Sebagaimana yang sudah kita ketahui, covid-19 atau yang lebih akrab dengan sebutan virus corona merupakan salah satu dari banyaknya jenis virus yang bertanggung jawab atas kematian 4,55 juta jiwa di dunia. Belum selesai dengan wabah virus corona, baru-baru ini masyarakat kembali dikejutkan dengan adanya cytokine storm (badai sitokin). Lantas, apa sih sebenarnya cytokine storm itu?
Cytokine storm atau badai sitokin merupakan salah satu bentuk komplikasi yang dialami oleh para penderita covid-19. Badai sitokin dapat terjadi jika tubuh penderita covid-19 melepaskan sitokin ke dalam darah dengan jumlah yang sangat banyak dalam waktu yang sangat cepat. Bukannya mempercepat proses penyembuhan, kondisi ini justru akan membuat sel imun menyerang sel dan jaringan tubuh yang masih sehat yang pada akhirnya dapat menyebabkan peradangan.
Tidak sampai di situ. Tak jarang, peradangan tersebut bisa saja membuat beberapa organ dalam tubuh mengalami kerusakan yang cukup serius dan bahkan bisa saja membuat organ tersebut gagal berfungsi. Karena dapat menyerang sistem organ yang begitu vital bagi tubuh manusia, badai sitokin harus kita waspadai karena dapat menyebabkan kematian.
Pada penderita covid-19, badai sitokin akan menyerang jaringan paru-paru dan pembuluh darah yang mengakibatkan alveoli atau kantung udara di dalam paru-paru akan dipenuhi oleh banyaknya cairan sehingga tidak memungkinkan akan terjadinya pertukaran oksigen pada saat bernapas. Itulah sebabnya mengapa para penderita covid-19 kerap kali mengalami sesak napas.
Terus, ada gak sih tanda-tanda yang mengindikasikan bahwa seseorang menderita badai sitokin?
Ada beberapa gejala klinis yang bisa diakibatkan oleh badai sitokin selain mengalami demam dan sesak napas, diantaranya:
1. Sistem Syaraf
Kebingungan, delirium, gangguan ekspresi lisan, dan kejang.
2. Jantung
Tekanan darah rendah, jantung berdetak cepat, dan lemah jantung.
3. Sistem Reumatologi
Radang pembuluh darah dan radang sendi.
4. Sistem Pencernaan
Mual, muntah, dan diare.
5. Kulit
Ruam dan pembengkakan.
6. Paru-Paru
Pneumonitis, penumpukan cairan paru, sesak nafas, dan hipoksemia.
7. Hati
Pembengkakan hati, peningkatan hiper enzim, hipoalbumin, cedera hati, dan gagal hati.
8. Ginjal
Disfungsi hinjal akut dan gagal ginjal.
9. Sistem Vaskular dan Limfatik
Anemia, Koagulopati, hiperferritinemia, peningkatan sitokin, kerusakan endotel, dan gangguan limfa.
Badai Sitokin ini bisa disembuhin gak sih?
Dilansir dari CNN Indonesia, badai sitokin tidak dapat diobati namun kabar baiknya dapat dicegah. Menurut Ahmad Rusdan Handoyo Utomo sebagai ahli biologi molekuler, bijak mengkonsumsi gula bisa menjadi salah satu cara mencegah terjadinya badai sitokin. Gula merupakan salah satu zat yang jika dikonsumsi berlebihan akan membuat pembuluh darah menjadi lebih lengket (tidak licin) dari biasanya. Jika keadaan pembuluh darah lebih lengket dari biasanya, sel-sel imun yang melewati serangkaian pembuluh darah di dalam tubuh akan terperangkap dan menempel di sekitar pembuluh darah dan tidak bisa keluar dengan mudah. Selain itu, para penyintas covid-19 juga dapat mencegah badai sitokin dengan cara menjaga imunitas tubuh pasca terinfeksi covid-19.